7 Nov 2010

puisiku

Andaikan bulan bukan hanya sekedar saksi bisu.
Andaikan bintang bukan hanya berkedip tanpa arti.
Mungkin aku bukan hanya menatap sepinya malam.
Tapi ada jawaban pasti darimu.
Kasih...



Kau peluk jiwaku dengan panasnya bara lahar jiwamu.
Walaupun debu kehidupan menerpa dinding kebisuanmu,
Kau tetap mengukir indah jantungku.
Ku terdiam dalam hangatnya belaian belaian perasaanmu...


Ijinkan aku untuk tetap menyelusuri relung relung hatimu..
Dan bimbinglah aku agar tetap mencintaimu..

 
Ku kan diam membisu.
Ku hanya ingin merasakan bisikan bisikan hatimu.
Ku hanya ingin merasakan belaian belaian perasaanmu.
Ku hanya ingin merasakan ketukan ketukan tingkah lakumu.
Cukuplah bagiku perasaan dan pandangan sebagai jawabanmu...

 


Ku bersandar dalam hamparan angan-angan.
Menatap menembus kelamnya malam.
Andai ada seberkas sinar bintang menerangi relung relung hatiku.
Mungkinkah itu adalah engkau, yang kumaksud.
Wahai sang bintang, hadirlah..
Dan sinarilah asaku dengan cintamu...


Jiwaku masih berdiri tegar laksana batu karang.
Walaupun hembusan badai menerpa dinding dinding perasaanku.
Walaupun deburan ombak mengharu biru detak detak jantungku.
Aku kan tetap menatap cakrawala relung relung hatimu.
Aku hanya kan luluh oleh belaian belaian perasaanmu...

 

Ku berdiri dalam deburan deburan hasratku.
Menatap biru bias, menembus cakrawala anganku.
Wahai angin yang semilir, sampaikan salamku padanya.
Ku menanti hati yang bersemi...


Ku menangis, merintih, meradang, mengerang,
Bahkan menjerit dalam kegalauan asa cintamu.
Tak sepatah katapun yang dapat kurangkai,
Tak setes darahpun yang mengalir menuntun nuraniku.
Lidahku kelu bagai teriris sembilu.
Kasihku..Ku tak kuasa mengungkap rasa cintaku...



Pagi ini aku hanya bisa tertegun..
Tidak percaya kenyataan...
Mungkinkah ini masih mimpiku yang semalam..??


Andaikan kau jujur..
Kau telah menyirami sudut-sudut taman hatiku..
Bunga yang kemarin hampir layu, kini bersemi kembali..
Kau telah mengubur kerikil kerikil keraguan jiwaku...

 

Mungkin di hadapanmu, aku buta dan tuli.
Sehingga tak bisa melihat apa yang kau lakukan.
Dan tak bisa mendengar bisikan lembut hatimu.
Aku kan bahagia, jika kau sudi menuntun perasaanku.
Walau sesaat.
Dan biarkan itu menjadi memori hidupku yang abadi...


Pagi ini aku sulit merangkai kata-kata indah.
Seperti yang telah engkau baca beberapa hari ini.
Karena hasratku bergelora..
Tuk menyelusuri lorong-lorong dunia maya yang gelap.
Dan kuingin membiarkan diriku menatap puncak keangkuhanku..


Mungkin ta'kan sepatah katapun keluar dari mulutku.
Karena itu tak pantas ku ucapkan..
Tapi kuharap kau merasakan getar yang tersirat..
Dalam relung hatiku yang paling dalam.
Wahai pujaan hatiku...
Ku kan terima apapun yang kau berikan..



Apakah aku bagaikan sesosok hantu dihadapanmu..?
Hingga tak setitikpun dari diriku yang tampak dihadapanmu.
Tak sepatahkatapun yang terdengar oleh dirimu...
Andai kau dapat mengerti sedikit saja.
Mungkin kau akan merasakan betapa besarnya
perasaanku padamu.
Andaikan kau dapat merasakan kehadiranku dalam hatimu.
Mungkin kau akan merasakan kegalauan hatiku...


Basa samudra ngumbahan rasa.
Neuleuman eusi hate salira...
Bagja rasa pacampur gumuruhna jajantung.
Nu ngagulung maluruh waktu...
Basa ombak katresna nyerepet kana hate.
Naha enya salira teh nu mepende hate.?


Angin peuting nu ngadalingding.
Titip hate anu simpe.
Ka bentang anu baranang.
Nu aya di awang-awang..


Naha salah, lamun na hate boga rasa nyaah,
deudeuh, ka salira ?
Pan cinta teh ceunah anugrah tinu maha kawasa.
Naha jadi nyeredet kana hate kieu.
Naha jadi bet asa kalangsu kieu...
Duh jungjunan.....
Siang ka bayang bayang, wengi ka impi impi,
Na di maaanaa atuh salira teh...??



Tidak ada komentar: